filsafat pendidikan

  1. Jelaskan hubungan Filsafat dengan agama?

Jawaban :

Filsafat dan agama secara umum merupakan pengetahuan. Jika agama merupakan pengetahuan yang berasal dari wakyu, filsafat sendiri adalah hasil dari pemikiran manusia.Dasar-dasar agama merupakan pokok-pokok kepercayaan ataupun konsep tentang ketuhanan, alam, manusia, baik buruk, hidup dan mati, dunia dan akhirat. Dan lain-lain. Sedangkan filsafat adalah sistem kebenaran tentang agama sebagai hasil berfikir secara radikal, sistematis dan universal.

Filsafat itu mencari kebenaran sedangkan agama yang mendasari kebenaran itu. Filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia Agama dapat menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Manakala manusia menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbullah kesadaranya, bahwa manusia merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan keyakinan bahwa yang dapat menolong dan menangkan hidupnya adalah Tuhan Sang Pencipta. Keduanya tidak bisa berkembang apabila tidak ada alat dan tenaga utama yang berada dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikiran, rasa, dan keyakinan. Tuhan adalah realitas yang tertinggi dan paling sempurna. Tuhan tidak mencipta sesuatu dari yang tidak ada, tetapi dari sesuatu yang disebut “Dzat Primordial” yang berisikan seluruh unsur asli alam. Sebagai salah satu ciptaannya kita sebagai manusia di ciptakan adalah untuk beribadah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keimanan agama adalah sumber motivasi dan pemicu yang kuat untuk mendorong seseorang melakukan penelitian dan pengkajian yang mendalam terhadap ajaran-ajaran doktrinal agama, lebih jauh, keimanan sebagai sumber inspirasi lahirnya berbagai ilmu dan pengetahuan.  Kesempurnaan iman dan kedalaman pengahayatan keagamaan seseorang adalah berbanding lurus dengan pemahaman rasionalnya terhadap ajaran-ajaran agama, semakin dalam dan tinggi pemahaman rasional maka semakin sempurna keimanan dan semakin kuat apresiasi terhadap ajaran-ajaran agama. Baik agama maupun filsafat pada dasarnya mempunyai kesamaan dalam tujuan, yakni mencapai kebenaran yang sejati.

  1. Aliran berfikir filsafat pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu empirisme dan rasionalisme. Empirisme mengunakan pengalaman indera untuk memperoleh pengetahuan, sedangkan rasionalisme mengunakan kekuatan berfikir abstraksi dalam mengkonstruksi  pengetahuan. Jelaskan hubungan antara empirisme dengan berfikir positivistik dan antara rasionalisme dengan system logika.

Jawaban :

Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu emperia yang berarti pengalaman inderawi. Oleh karena itu, empirisme dinisbatkan kepada paham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama pengenalan dan yang dimaksudkan dengannya adalah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia.

Berpikir positivistik mengandalkan kemampuan pengamatan langsung(empiris), Penalaran yang di gunakan adalah induktif. Model pendekatan positivistik diilhami oleh gerakan keilmuan masa modern, yang mengharuskan adanya kepastian didalam suatu kebenaran. Positivistik adalah filsafat yang menyatakan keutamaan observasi dalam menilai kebenaran pernyataan atau fakta dan menolak  aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.

Jadi hubungan antara empirisme dengan berpikir positivistik adalah empirisme pada pengalaman indrawi dalam memperoleh suatu pengetahuan dan berpikir positivistic yang melalui pengamatan-pengamatan observasi atau data-data empiris untuk menilai kebenaran itu. Jadi disini sama – sama menggunakan pengalaman indrawi dalam menemukan sebuah pengetahuan.

Rasionalisme merupakan aliran filsafat yang sangat mementingkan rasio. Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar rasio.

Sistem logika adalah komponen yang merumuskan tentang hukum-hukum, asas-asas, aturan-aturan atau kaidah-kaidah tentang berpikir yang harus ditaati supaya kita dapat berpikir tepat dan mencapai kebenaran.

Jadi hubungan antara rasionalisme dengan system logika adalah memberikan penerangan bagaimana orang seharusnya berpikir, dan obyek forma logika adalah mencari jawaban tentang bagaimana manusia dapat berpikir dengan semestinya.

  1. Filsafat  ilmu pada dasarnya adalah cara untuk membuktikan kebenaran. Sedang penelitian  juga merupakan wahana  untuk menguji kebenaran. Jelaskan keterkaitan berfikir positivistik dan post positivistik dalam metodologi penelitian.  Berikan argumentasi dengan contoh-contoh.

JAWABAN :

Berpikir positivistik adalah berpikir manusia tidak pernah mengetahui lebih dari fakta-fakta, atau apa yang nampak, manusia tidak pernah mengetahui sesuatu dibalik fakta-fakta tersebut. Sedangkan post positivistik suatu ilmu memang betul mencapai objektivitas apabila telah diverifikasi oleh berbagai kalangan dengan berbagai cara atau metode.  Jadi keterkaitan antara berpikir positivistic dengan post positivistic itu adalah fakta – fakta yang diamati pada observasi dalam berpikir positivistic itu akan diverivikasi lagi dengan berbagai cara serta metode – metode sesuai dengan berpikir post positivistic. Jadi saling terkait karena post positivistic yang akan menverikasi lagi dari proses berpikir positivistic. Sehingga data – data yang kita dapatkan dari sebuah penelitian itu  kita verifikasi lagi dengan metode – metode yang ada.

Untuk selanjutnya memilih metodologi dalam memperoleh pengetahun tersebut sesuai dengan alur yang telah kita dapatkan, bagaimana kita telah menemukan suatu pendekatan dalam berpikir, contohnya berpikir yang positivistik atau post-positivistik untuk selanjutnya di terapkan dalam berpikir, menganalisa dan membuat kerangka dan penelitian yang dapat membantu proses perkembangan ilmu itu sendiri.

Contohnya, pada penelitian yang membahas faktor – faktor yang menyebabkan rendahnya angka partisipasi sekolah di Indonesia, dilihat dari berpikir positivistic, disini kita hanya melihat dari pengamatan saja apa yang menyebabkan rendahnya partisipasi sekolah tersebut sedangkan pada berpikir post positivisme ini kita akan menganalisa dan membuat kerangka teori dari faktor – faktor yang menyebabkan rendahnya angka partisipasi sekolah kemudian memverikasinya.

  1. Jelaskan peran penting apriori dalam melakukan kegiatan berfikir rasionalistik. Apakah yang akan terjadi bila seseorang melakukan kegiatan berfikir rasionalistik dengan tanpa apriori terlebih dahulu?

Jawaban :

Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar.

Apriori adalah pengetahuan yang tidak didasarkan pengalaman, seperti kucing adalah hitam, yang secara mutlak benar menurut definisininya. Ini merupakan statemen analitik (atau secara umum dikatakan demikian, sebuah tautology penolakan terhadap kebenarannya dapat muncul dari kontradiksi. Apriori cara kerjanya berada ruang lingkup ilmu-ilmu pasti yang biasanya disebut dengan cara “deduksi”, karena lingkup mendahului adanya kenyataan itu [prius], maka sangat mengandalkan “rasio” rasionalisme. Apriori sangat berperan penting karena kita harus apriori dulu dalam memberi penalaran itu. Kegiatan berpikir tanpa apriori pemikiran logis akal budi tidak dapat terlaksana dengan baik.

  1. Anda calon magister pendidikan anak usia dini yang akan mengembangkan ilmu pendidikan anak usia dini. Coba buat konstruksi  Filsafat ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu pendidikan anak usia dini. Meliputi aspek ontology, aspek epistemology mengenai hakekat ilmu pendidikan anak usia dini. Bagaimana anda membuktikan kebenaran ilmu tersebut dari aspek aksiologi? Apakah manfaat pendidikan anak usia dini?

Jawaban :

Ontologi adalah Ilmu yang mempelajari dan mengkaji lingkup apa yang dikaji oleh suatu ilmu, misalnya pada pendidikan anak usia dini. Sebagai contoh yaitu konsep bermain bagi anak usia dini

Bermain adalah kegiatan yang anak – anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Bermain merupakan setiap kegiatan yang dilakukan mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada tekanan atau paksaan

Karakteristik bermain bagi anak sebagai berikut:

  1. Bermain relatif bebas dari aturan – aturan, kecuali anak – anak membuat aturan mereka sendiri;
  2. Bermain dilakukan seakan – akan kegiatan itu dalam kehidupan nyata (bermain drama);
  3. Bermain lebih menfokuskan pada kegiatan atau perbuatan dari pada hasil akhir atau produknya;
  4. Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak – anak.

Epistemology yaitu teori tentang pengetahuan, merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mencari cara atau metode untuk dapat menemukan kebenaran secara sah.

Teori klasik menerangkan bahwa ada empat alasan mengapa anak suka bermain dengan dasar sebagai berikut :

  1. Kelebihan energy
  2. Rekreasi dan relaksasi
  3. Instink
  4. Rekapitulasi

Teori modern dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :

  1. Teori psikoanalitik

Teori ini menerangkan bahwa bermain merupakan alat pelepas emosi (freud, 1958). Bermain juga mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan sosialnya (Erickson, 1963)

  1. Teori perkembangan kognitif

Teori ini menerangkan bahwa berman merupakan bagian dari perkembangan kognitif anak (bruner, 1972; Piaget, 1961; Sutton-smith, 1986).

  1. Teori belajar sosial

Piaget menemukan bahwa bermain dimulai dari bermain sendiri sampai bermain secara kooperatif yang menunjukkan adanya perkembangan sosial anak. Vygotsky (1967) menyatakan bahwa pada saat bermain anak menunjukkan kemampuan di atas biasanya, di atas perilaku kesehariannya, dan seakan – akan ia lebih tinggi dari yang sebenarnya.

Aksiologi adalah tentang nilai membicarakan guna pengetahuan itu.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009 Tentang Standar PAUD, stantar pendidikan PAUD dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: (1) Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (3) Standar isi, proses, dan penilaian; dan (4) Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Standar tingkat pencapaian perkembangan menyangkut tingkat pencapaian perkembangan yang menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai antara lain aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Sedangkan pada aspek pertumbuhan melalui pemantauan kesehtan dan gizi anak. Pada tingkat pencapaian perkembangan ini usia anak dikelompokkan berdasarkan tahapan usia anak yaitu tahap usia 0-<2 tahun, tahap usia 2-<4 tahun dan tahap usia 4-≤ 6 tahun.

Standar pendidik dan tenaga kependidikan, pendidik PAUD pada jalur formal terdiri dari guru dan guru pendamping sedangkan jalur pendidik non formal terdiri dari guru, guru pendamping dan pengasuh. Untuk tenaga kependidikan pada PAUD jalur pendidikan formal terdiri dari pengawas, kepala TK, tenaga administrasi dan petugas kebersihan dan dan tenaga kependidikan jalur pendidikan non formal terdiri dari penilik, pengelola, administrasi dan petugas kebersihan.

Standar isi, proses, dan penilaian. Standar isi terkait dengan struktur program, alokasi waktu, dan perencanaan, pelaksanaan, penilaian dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu sesuai dengan tingkat perkembangan, bakat/minat dan kebutuhan anak. Pada pelaksanaan program berisi proses kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangan anak serta jenis layanan PAUD. Sedangkan dalam standar penilaian berdasar pada  pengamatan, pencatatan, dan pengolahan data perkembangan anak dengan menggunakan metode dan instrumen yang sesuai.

Standar sarana dan prasarana yaitu memiliki ruang yang aman, nyaman dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta memiliki fasilitas permaian baik dalam ruangan maupun di luar lapangan. Standar pengelolaan, menerapkan sistem kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas, memiliki izin kelembagaan dan mengelola administrasi kegiatan. Sedangkan standar pembiayaan, biaya investasi, biaya operasional dan biaya personal dapat diperoleh dari pemerintah, yayasan, partisipasi masyarakat dan dipihak lain yang tidak mengikat.

Manfaat bagi orang tua dalam mempelajari pendidikan anak usia dini sebagai berikut :

Mempelajari hal-hal berguna di masa depan

Seorang anak usia dini akan mampu berlatih dan belajar banyak hal di tempat mereka mendapatkan pendidikan. Di tempat pendidikan tersebut, mereka belajar mengenal angka, huruf, berhitung, dan membaca. Notabene, semua kemampuan tersebut akan sangat berguna bagi masa depan yang mereka miliki. Ketika anak mendapatkan pijakan pengetahuan yang baik, maka tahap selanjutnya anak akan dengan mudah dalam mengorganisir atau mempelajari step berikutnya.

Membangun kecerdasan sosial anak

Seorang anak yang masih berusia belia, tentu harus diajari bagaimana bergaul dengan sesama, dan ditumbuhkan rasa kesetiakawanan sosialnya. Ketika seorang anak mampu bergaul dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi, tentu anak akan mudah masuk ke dalam dunia masyarakat ketika mereka dewasa nanti. Sebaliknya, banyak anak yang menjadi penyendiri, sulit bergaul, dan tidak percaya diri apabila ia terus berada di rumah, dan dikekang pergaulannya.

Mampu menyelesaikan masalah dengan baik

Manfaat pendidikan anak usia dini selanjutnya adalah mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Anak akan mendapatkan pergaulan yang lebih luas dimana mereka selalu menemukan masalah-masalah baru setiap harinya. Hal itu membuat otak anak dalam menyelesaikan masalah akan semakin terlatih dan mereka semakin cerdas dalam mengatasi masalah kedepanya.

Kemungkinan sukses lebih besar

Memang, pendidikan tidak selalu menjamin anak untuk sukses di masa mendatang. Kendati demikian, dengan adanya pendidikan anak usia dini yang tepat, mereka mampu menemukan hal-hal baru yang berdampak positif bagi kesuksesan mereka di masa depan. Masalah, teman, pelajaran, dan pengalaman yang semakin luas membawa mereka menuju gerbang kemudahan dalam sukses.

3 pemikiran pada “filsafat pendidikan

Tinggalkan komentar