kegiatan bernyanyi anak usia dini

BAB 1

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Secara umum pendidikan adalah upaya sadar untuk membentuk pribadi anak menjadi orang dewasa yang mandiri, Sebab pendidikan itu sendiri bertujuan untuk membelajarkan anak supaya ia menjadi dewasa dan mandiri serta adanya perubahan baik dalam pengetahuan, prilaku, maupun sikap.

Pendidikan itu juga berlaku bagi siapa saja. “education for all”. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 31 UUD 1945, yang menyatakan bahwa “ Tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran“. Ketentuan ini diperkuat dengan pasal 5 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.

Disamping pendidikan itu berlaku bagi siapa saja, pendidikan juga berlangsung seumur hidup ”life long education” kalimat yang sering kita kenal sejak dulu sampai sekarang, yang artinya “Pendidikan sepanjang hayat”, dalam ajaran agamapun juga disebutkan “Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat”. Semua itu menjelaskan bahwa pendidikan itu telah menjadi kebutuhan pokok manusia. Adanya konsep pendidikan seumur hidup memungkinkan seseorang mengembangkan potensi sesuai dengan kebutuhannya. Konsep pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan dalam meninggikan harkat dan martabat manusia. Anak-anak bangsa ini tidak boleh tertinggal dengan bangsa lainnya di dunia. Oleh karena itu pendidikan sejak dini harus ditanamkan kepada mereka.

Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. PAUD diperuntukkan untuk anak usia 0-6 tahun. Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa usia anak usia dini adalah sejak lahir sampai usia 6 tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya dan anak pada usia tersebut pada masa golden age.

Sebagaimana tertulis pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 yang menjelaskan bahwa PAUD diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu: Pertama, jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat; Kedua, jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat dan ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga.

PAUD adalah investasi yang sangat besar bagi keluarga dan bangsa, karena PAUD membentuk anak Indonesia yang berkualitas yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mempengaruhi kehidupan di masa dewasanya.

Dari aspek pendidikan,stimulasi dini sangat diperlukan guna memberikan rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak, yang mencakup penanaman nilai- nilai dasar (agama dan budi pekerti), pembentukan sikap (disiplin dan kemandirian),dan pengembangan kemampuan dasar (berbahasa,motorik,kognitif dan sosial). Salah satu bentuk kemampuan dasar yang harus dikembangkan pada anak usia dini adalah kemampuan berbahasa. Bahasa adalah segala bentuk komunikasi,perasaan dan pikiran manusia disimbolkan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain.

Untuk hal tersebut di atas dibutuhkan kegiatan yang dapat merangsang kemampuan berbahasa anak seperti stimulasi dan bimbingan, yang akan meningkatkan perkembangan bahasa anak sehingga menjadi dasar utama untuk perkembangan anak yang selanjutnya serta didukung oleh media – media yang kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif.

Dalam pengembangan bahasa banyak sekali metode-metode yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan aspek perkembangan bahasa anak diantaranya adalah melalui kegitan bercerita, bermain peran, demonstrasi, bercakap-cakap, tanya jawab, bernyanyi dan masih banyak lagi yang lainnya. Dari berbagai macam metode tersebut kegiatan bernyanyi merupakan salah satu metode yang dapat mendukung perkembangan anak melalui kegiatan bernyanyi anak diminta bernyanyi. Metode bernyanyi akan sangat berperan penting dalam pengembangan bahasa anak apabila dalam pelaksanaan lebih ditekankan dan lebih menstimulasi pada pengembangan bahasa anak, seperti pada saat bernyanyi anak dikenalkan kata demi kata lebih dahulu sehingga anak mengerti apa kata yang diucapkan anak tersebut. Melalui nyanyian yang sesuai, perbendaharaan bahasa, kreativitas serta kemampuan anak berimajinasi dapat mengembangkan daya pikir anak sehingga perkembangan inteligensinya dapat berlangsung dengan baik.

Kenyataan di lapangan, masih ada anak yang sulit untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata–kata dan kita masih mendapati anak–anak yang dapat mengucapkan kosakata akan tetapi tidak tahu maknanya. Serta di sekolah sudah menggunakan metode–metode dalam pengembangan bahasa tersebut diatas, tetapi dalam metode bernyanyi hanya sebatas untuk menghibur anak, dikala anak jenuh dalam proses pembelajaran tanpa menekankan pada kemampuan bahasa anak seperti menjelaskan kata–kata sukar pada nyanyi dan mengabaikan makna dari kata–kata tersebut kepada anak. Seharusnya bernyanyi itu berperan penting dalam pengembangan bahasa anak karena melalui bernyanyi anak bisa secara langsung mengucapkan kata demi kata sehingga anak lebih mudah mengungkapkan apa yang dirasakannya daripada anak diajarkan mengeja kata  perkata dan melalui bernyanyi anak akan di ajak mengetahui kata–kata sukar pada nyanyi tersebut serta makna dari nyanyi tersebut.

Berdasarkan pemikiran dan pernyataan tersebut di atas, peneliti memandang bahwa kegiatan bernyanyi memiliki peranan penting dalam mengembangkan bahasa anak. Berangkat dari pemikiran inilah peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang Gambaran tentang Peranan kegiatan bernyanyi dalam pengembangan bahasa anak usia dini di Taman Kanak-kanak Budi Mulia Padang “.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

  1.  Masih ada anak yang sulit untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata
  2. Metode yang digunakan guru belum sepenuhnya mendukung pengembangan bahasa anak
  3. Masih kurangnya kemampuan guru dalam merancang nyanyi yang kreatif
  4. Kurangnya peranan kegiatan bernyanyi dalam pengembangan bahasa anak

 C. Fokus Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah : Peranan kegiatan bernyanyi dalam pengembangan bahasa anak di TK Budi Mulia Padang.

 

D. Perumusan masalah

Bagaimanakah Peranan kegiatan bernyanyi dalam pengembangan bahasa anak di TK Budi Mulia Padang.

E. Pertanyaan penelitian

  1. Bagaimanakah gambaran dari kegiatan bernyanyi di TK Budi Mulia Padang?
  2. Bagaimanakah peranan kegiatan bernyanyi dalam pengembangan bahasa anak usia dini?

F. Tujuan penelitian

  1. Untuk mengetahui peranan bernyanyi dalam pengembangan bahasa anak di TK Budi Mulia Padang.
  2. Untuk mengetahui bagaimanakah kegiatan bernyanyi dikembangkan di TK Budi Mulia Padang.
  3. G.    Manfaat penelitian
    1. Bagi orang tua

Membantu pemahaman orangtua akan pentingnya peranan bernyanyi dalam pengembangan bahasa anak.

  1. Bagi lembaga PAUD

Informasi atau Masukan bagi Lembaga PAUD untuk memfasilitasi guru dalam merumuskan konsep dalam mengembangkan bahasa  anak usia dini di masa yang akan datang.

  1. Bagi guru TK/PAUD

Pedoman dalam pengembangan kemampuan bahasa melalui bernyanyi yang kreatif

  1. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut mengenai pengembangan bahasa anak usia dini

  1. H.    Definisi operasional

 Gambaran tentang peranan kegiatan bernyanyi dalam pengembangan bahasa anak usia dini adalah anak usia dini sedang mengalami proses perkembangan yang membutuhkan stimulasi pada aspek-aspek perkembangannya. Salah satunya aspek bahasa, bahasa digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Untuk menunjang pengembangan bahasa anak melalui melakukan 3- 5 perintah secara berurutan dengan benar, meniru kembali 4- 5 urutan kata, menirukan kalimat sederhana, mengulang kalimat yang telah didengarnya, dan mentaati aturan permainan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

A. Landasan Teori

  1. 1.      Hakikat Anak Usia Dini
  2. a.      Pengertian Anak Usia Dini

Menurut Santoso (2007:2.9) Anak usia dini adalah sosok individu sebagai  makhluk sosiokultural yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

Menurut Masitoh, dkk (2007:1.16) Anak usia dini adalah sekelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki karakteristik pertumbuhan dan perkembangan fisik, motorik, kognitif atau intelektual (daya pikir, daya cipta), sosial emosional serta bahasa.

Berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Kellough dalam Masitoh, dkk (2007: 1.14 – 1.15) sebagai berikut:

1) Anak bersifat unik; 2) Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan; 3) Anak bersifat aktif dan enerjik; 4) Anak itu egosentris; 5) Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal ; 6) Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang; 7) Anak umumnya kaya dengan fantasi ; 8) Anak masih mudah frustrasi; 9) Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak; 9) Anak memiliki daya perhatian yang pendek; 10) Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.

Oleh karena itu  pada dasarnya hakikat anak usia dini itu sosok yang unik dan memiliki beberapa karakteristik yang khusus baik dari segi sosial, kognitif, emosi, bahasa serta fisik motorik, sehingga anak pada masa dalam perkembangan yang sangat pesat sehingga membutuhkan stimulasi.

Dari teori – teori di atas peneliti menyimpulkan bahwa pada hakikatnya anak usia dini itu unik  yang memiliki bawaan, minat, kapabilitas, latar belakang kehidupan dan berkembang sangat pesat sehingga membutuhkan stimulasi yang menunjang perkembangannya sesuai dengan aspek-aspek perkembangannya.

  1. b.      Perkembangan anak usia dini

Perkembangan anak usia dini akan berkesinambungan secara progresif dari masa kelahiran sampai usia 6 tahun yang memiliki karakteristik berbeda-beda.

Karakteristik perkembangan anak usia menurut Bredekamp, dkk dalam Ramli (2005:68) adalah sebagai berikut :

1)      Perkembangan aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

2)      Perkembangan fisik/motorik, emosi, sosial, bahasa, dan kognitif anak terjadi dalam suatu urutan tertentu yang relative dapat diramalkan.

3)      Perkembangan berlangsung dalam rentang yang bervariasi antar anak dan antar bidang pengembangan dari masing-masing fungsi.

4)      Pengalaman awal anak memiliki pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.

5)      Perkembangan anak berlangsung ke arah yang makin kompleks, khusus, terorganisasi dan terinternalisasi.

6)      Perkembangan dan cara belajar anak terjadi dan dipengaruhi oleh konteks sosial budaya yang majemuk.

7)      Anak adalah pembelajar aktif, yang berusaha membangun pemahamannya tentang tentang lingkungan sekitar dari pengalaman fisik, sosial, dan pengetahuan yang diperolehnya.

8)      Perkembangan dan belajar merupakan interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

9)      Bermain merupakan sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak serta menggambarkan perkembangan anak.

10)  Perkembangan akan mengalami percepatan bila anak berkesempatan untuk mempraktikkan berbagai keterampilan yang diperoleh dan mengalami tantangan setingkat lebih tinggi dari hal-hal yang telah dikuasainya.

11)  Anak memiliki modalitas beragam (ada tipe visual, auditif, kinestetik, atau gabungan dari tipe-tipe itu) untuk mengetahui sesuatu sehingga dapat belajar hal yang berbeda pula dalam memperlihatkan hal-hal yang diketahuinya.

12)  Kondisi terbaik anak untuk berkembang dan belajar dalam dalam komunitas yang menghargainya, memenuhi kebutuhan fisiknya, dan aman secara fisik dan fisiologis.

Menurut Ramli (2005:85) teori-teori perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut :

1)      Teori psikoseksual

Bahwa kepribadian anak dibentuk pada usia 5/6 tahun pertama kehidupannya saat anak menangani konflik antara dorongan biologis seksual dan tuntutan masyarakat.

2)      Teori psikososial

Bahwa perkembangan anak sangat dipengaruhi konteks sosial tempat anak hidup,seperti konteks keluaarga dan sekolah.

3)      Teori behavioristik

Bahwa Mengaplikasikan prinsip-prinsip belajar dalam psoses perkembangan tingkah laku anak.

4)      Teori perkembangan kognitif

Bahwa membahas perkembangan anak ditinjau dari segi kemampuan berpikir dan memperoleh pengetahuan.

5)      Teori kematangan

Bahwa anak hendaknya diberi kesempatan untuk”mekar”.

Rentang masa perkembangan anak usia dini menurut Aristoteles dalam Santoso (2007:1.13) yaitu :

1)      Fase I adalah usia 0 tahun sampai 7 tahun

Fase ini disebut masa anak kecil, masa bermain.

2)      Fase II adalah usia 7 tahun sampai dengan 14 tahun

Fase ini disebut masa anak, masa belajar dan masa sekolah rendah.

3)      Fase III adalah usia 14 tahun sampai dengan 21 tahun

Fase ini disebut masa remaja atau masa pubertas.

Jadi dari teori-teori perkembangan anak usia dini di atas peneliti menyimpulkan bahwasannya anak akan bisa berkembang dengan pesat sesuai dengan karakteristik perkembangannya serta kematagan dari anak tersebut yang didukung oleh interaksi dari lingkungan sekitar anak usia dini.

  1. 2.      Hakikat Bahasa Anak Usia Dini
    1. a.      Pengertian Bahasa

Mengingat bahasa itu merupakan suatu lambang, maka manusia dapat berfikir dan berbicara tentang sesuatu yang abstrak disamping yang konkret. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa bahasa anak adalah bahasa yang dipakai anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan dan lain-lain untuk kepentingan pribadinya. Anak pada umumnya memakai bahasa dalam kehidupannya untuk memenuhi kepentingan individu anak itu sendiri . Anak–anak sebelum memasuki dunia pendidikan (masuk sekolah) ada kecenderungan menggunakan bentuk–bentuk bahasa yang hanya mampu dipahami oleh orang tuanya dan orang–orang yang terdekatnya saja, sehingga anak dengan orang lain disekitarnya  pun susah berkomunikasi dengan anak tersebut.

Setiap anak yang lahir dengan panca indra yang lengkap sepertinya sukses memperoleh bahasa. Pada usia antara dua dan tiga tahun biasanya anak sudah bisa membentuk kalimat yang dapat dipahami oleh orang dewasa. Mungkin pelafalannya masih belum pas, tapi struktur bahasanya sudah baik.

Bahasa dapat diartikan sebagai suatu komunikasi yang menggunakan cara apapun yang ditempuh dalam rangka pertukaran informasi oleh dua individu. Dengan berbahasa seseorang dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, kepekaan sosial dan kematangan sosial.

Pengertian bahasa menurut Suhartono (2005:8) menyatakan:

 

“Pada dasarnya bahasa itu merupakan rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran,perasaan serta sikap manusia“. Jadi, bahasa dapat dikatakan sebagai lambang. Dalam pemakaiannya, lambang itu digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa yang bersangkutan.”

 

Dikemukakan Badudu dalam Dhieni (2006:1.11) bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Sebagaimana dikemukakan Bromley dalam Dhieni (2006:1.11) bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari symbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal dapat diucapkan dan didengar. Sehingga dengan pernyataan diatas anak dapat memanipulasi dan meniru simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berfikirnya.

Dari teori-teori di atas dapat dikatakan bahwasannya bahasa itu adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain sehingga terjalinlah suatu proses berpikir pada saat berinteraksi.

Kemampuan berbahasa sebagaimana halnya kemampuan berjalan, merupakan bagian dari perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh kematangan Teori nativis dalam Dhieni (2006:2.3). Seperti hal lainnya menurut Teori behavioristik dalam Dhieni (2006:2.3) menyatakan bahwa dengan melalui pembiasaan dari lingkungan dan merupakan hasil imitasi. Kemudian anak berfikir sebagai prasyarat berbahasa terus berkembang sebagai hasil dari pengalaman dan penalaran, ini sesuai dengan teori kognitif dalam Dhieni (2006:2.3).

Dari teori-teori dalam pengembangan bahasa seperti nativis, behavioristik dan teori kognitif tersebut pada hakikatnya tujuannya untuk mengembangkan bahasa namun yang membedakan itu dari segi kemampuan anak yang berbeda-beda dalam menghadapi pengaruh-pengaruh dalam pengembangan bahasa anak tersebut.

 

 

  1. b.      Fungsi bahasa bagi anak

Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk berkomunikasi. Jika kita mengkaji fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dalam masyarakat maka dapat kita bedakan fungsi bahasa itu menjadi dua yaitu fungsi perorangan dan fungsi kemasyarakatan.

Fungsi perorangan dalam kajian Halliday dalam Suhartono (2005:9) yaitu suatu pemakaian bahasa atas dasar individu anak yang masih kecil dan mengklasifikan bahwa anak – anak terbagi menjadi tujuh fungsi yaitu:

1)      Fungsi instrumental

Terdapat dalam ungkapan bahasa, termasuk bahasa bayi, untuk meminta sesuatu (makanan, barang dan sebagainya).

2)      Fungsi menyeluruh

Menyeluruh maksudnya adalah ungkapan untuk menyuruh orang lain berbuat sesuatu.

3)      Fungsi interaksi

Ungkapan yang menciptakan sesuatu iklim untuk hubungan antar pribadi. Fungsi kepribadian (personal) ialah yang terdapat dalam ungkapan yang menyatakan atau  mengakhiri partisipasi

4)      Fungsi pemecahan masalah

Ungkapan yang meminta atau menyatakan jawab kepada suatu masalah persoalan

 

5)      Fungsi khayalan

Ungkapan yang mengajak pendengar untuk berpura-pura atau simulasi suatu keadaan seperti yang dilakukan anak – anak kalau menyanyikan tentang seekor kupu-kupu.

Bromley dalam Dhieni (2006:1.19) menyatakan bahwa empat macam bentuk berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis selanjutnya ditambahkan bahwa bahasa juga mempunyai 5 fungsi yaitu :

1)      Bahasa menjelaskan keinginan dan kebutukan individu

Anak usia dini belajar kata-kata yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan utama mereka.

2)      Bahasa dapat mengubah dan mengontrol prilaku

Anak-anak belajar bahwa mereka dapat mempengaruh lingkungan dan mengarahkan prilaku orang dewasa dengan menggunakan bahasa.

3)      Bahasa membantu perkembangan kognitif

Ketika kita menulis atau membicarakan sebuah topik, kita menjelaskan ide-ide sekaligus menghasilkan pengetahuan baru

4)      Bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain

Bahasa berperan dalam memlihara hubungan anda dengan orang sekitar anda.

 

 

5)      Bahasa mengekspesikan keunikan individu

Anak mengungkapkan pendapat dan perasaan pribadi dengan cara yang berbeda dari orang lain.

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan jika anak dapat berbahasa dengan baik, perlu latihan dari kata-kata yang terucapkan dan selalu mendengar kata-kata yang diucapkan oleh orang-orang di sekitar lingkungan. Sehingga anak dapat berbicara dengan baik dan paham tentang bahasa yang akan diucapkan oleh anak tersebut.

  1. c.       Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa anak

Anak TK berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal ini berarti bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan. Bahasa lisan sudah dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi.

Menurut Jamaris (2006:30) menyatakan bahwa dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak terdapat 4 aspek yang berkaitan dengan perkembangan bahasa anak yaitu:

1)        Kosa kata

Seiring dengan perkembangan anak dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, kosa kata anak berkembang.

2)        Sintak (tata bahasa)

Anak belum mempelajari tata bahasa akan tetapi melalui contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak dilingkungannya.

3)      Semantik

Semantik maksudnya penggunaan kata sesuai dengan tujuannya.  Anak-anak sudah dapat mengekspresikan keinginan, penolakan dan pendapatnya dengan mengguanakan kata-kata dan kalimat yang tepat

4)      Fonem

Anak-anak sudah memiliki kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang didengarkan menjadi salah satu kata yang menggandung arti.

Tadkiroatun (2005:56) menyatakan bahwa dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan pada masa usia taman kanak-kanak yaitu :

1)      Perkembangan kosakata

Pada saat memasuki usia TK anak telah mengakuisisi sekitar 300 kata, secara garis besar kata-kata tersebut meliputi : kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata kunci

2)      Perkembangan struktur anak mengikuti angka tahun pertumbuhannya

Anak berusia 4 tahun umumnya menghasilkan ujaran empat kata dalam setiap kalimat dan menjadi lima kata dalam usia 5 tahun

3)      Perkembangan pragmatik

Berarti mengajarkan tentang konvensi bertutur pada anak, secara pragmatik dapat dikatakan bahwa anak-anak masa kini mengalami kesulitan berkomunikasi secara sopan, sehingga mereka kehilangan kepekaan berkomunikasi.

Dari aspek-aspek perkembangan bahasa di atas peneliti menyimpulkan bahwa  kebiasaan lisan melalui kegiatan bernyanyi dapat menambah kosakata anak secara tidak langsung sehingga kegiatan bernyanyi sangat efektif dilakukan sejak dini.

Adapun indikator dari perkembangan bahasa pada isi kurikulum  2010 yaitu:

1)      Menerima Bahasa

Indikatornya yaitu melakukan 3- 5 perintah secara berurutan dengan benar, meniru kembali 4- 5 urutan kata, menirukan kalimat sederhana, mengulang kalimat yang telah didengarnya, dan mentaati aturan permainan.

2)      Mengungkapkan Bahasa

Indikatornya yaitu menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi, menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, dan sebagainya, menyebutkan berbagai bunyi/ suara tertentu, menyanyikan lebih dari 20 lagu anak- anak, menceritakan pengalaman/ kejadian secara sederhana.

  1. 3.      Hakikat  bernyanyi
    1. a.      Pengertian bernyanyi

Kamtini (2005:113) Bernyanyi merupakan sarana pengungkapan pikiran dan perasaan, sebab kegiatan bernyanyi penting bagi pendidikan anak–anak selain itu bernyanyi adalah kegiatan menyenangkan yang memberi kepuasan kepada anak- anak.

Masitoh, dkk (2007:11.8) Bernyanyi pada dasarnya merupakan bakat alamiah yang dimiliki oleh seorang individu. Sejak lahir bayi telah mulai mengenal suara,ritme atau melodi melalui lagu yang dilantunkan oleh ibunya. Di taman kanak-kanak bernyanyi merupakan kegiatan yang dapat di integrasikan dalam pembelajaran.

Berdasarkan teori-teori di atas penulis menyimpulkan bahwa Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. Hampir setiap anak sangat menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan tubuh yang sederhana.

Melalui kegiatan bernyanyi suasana pembelajaran akan lebih menyenangkan, menggairahkan, membuat anak bahagia, menghilangkan rasa sedih, anak-anak merasa terhibur, dan lebih bersemangat. Dengan bernyanyi potensi belahan otak kanan dapat dioptimalkan, sehinggga pesan-pesan yang kita berikan akan lebih lama mengendap di memori anak (ingatan jangka panjang), dengan demikian anak akan selalu ingat kata demi kata yang diterimanya.

  1. b.      Fungsi bernyanyi

Kamtini (2005:118) Melalui bernyanyi dapat memiliki fungsi sebagai berikut :

1)      Menambah pemberdaharaan bahasa, berbuat kreatif, berimajinasi.

2)      Bermain bersama, mematuhi aturan permainan, tidak mementingkan diri sendiri (sosial).

3)      Menyalurkan emosi ,menimbulkan rasa senang (emosi)

4)      Melatih otot badan, mengkordinasikan gerak tubuh (psikomotorik).

Menurut Fathur (2010:148) Nyanyian adalah bagian dari musik, berfungsi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi. Pada hakekatnya nyanyian bagi anak- anak adalah berfungsi sebagai berikut :

1)      Bahasa emosi : Dengan menyanyi seorang anak dapat mengungkapkan perasaannya, rasa senang, lucu, kagum, haru dan sebagainya

2)      Bahasa nada : Bagi anak, nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan dan dikomunikasikan sebagai bahasa ekspresi

3)      Bahasa gerak : Gerak pada nyanyian tergambar pada birama gerak atau ketukan yang teratur, irama dan pada melodi

Peneliti menyimpulkan bahwa fungsi dari bernyanyi itu akan menambah pemberdaharaan bahasa anak serta meyalurkan emosi dari anak sehingga mampu berimajinasi dan kreatif sehingga anak dapat berkembang dengan pesat.

 

 

  1. c.       Kegiatan bernyanyi anak usia dini

Satibi (2006:11.13) mengungkapkan bahwa kegiatan bernyanyi bagi anak usia taman Kanak-kanak tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sehari-hari. Baik anak yang berbakat ataupun tidak mereka pada dasarnya senang bernyanyi. Bernyanyi adalah ekspresi perasaan senang seseorang yang di ungkapkan melalui nada dan syair.

Menurut Jamalus (1988 : 46) kegiatan bernyanyi adalah merupakan kegiatan dimana kita mengeluarkan suara secara beraturan dan berirama baik iringan musik tanpa iringan musik. Bernyanyi berbeda dengan berbicara, bernyanyi memerlukan teknik- teknik tertentu sedangkan berbicara tanpa perlu menggunakan teknik tertentu. Bagi anak kegiatan bernyanyi adalah kegiatan menyenangkan bagi mereka dan pengalaman bernyanyi memberikan kepuasan kepadanya, bernyanyi juga merupakan alat bagi anak untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya.

Peneliti menyimpulkan bahwa Kegiatan bernyanyi yang sesuai akan menambah secara berangsur pemberdaharaan kata anak dan melenturkan anak dalam mengucapkan kata–kata. Sehingga kegitan bernyanyi itu sangat berperan dalam bahasa anak. Hal ini dikarenakan bahasa mempunyai beberapa komponen antara lain kosakata, pengucapan dan pemaknaan. Memperoleh pemahaman yang bermakna, unsur-unsur musik itu haruslah diberikan melalui kegiatan utamanya adalah bernyanyi. Guru dapat memilih lagu-lagu yang sudah dikenal anak, atau lagu baru yang mudah untuk diajarkan, lagu itu disebut sebagai lagu model dan digunakan sebagai sumber pembahasan unsur-unsur nyanyian yang terkandung didalamnya.

Nyanyian disini merupakan bagian kehidupan dan perkembangan jiwa setiap manusia. Sejak di dalam kandungan seorang anak telah memiliki beberapa aspek yang berkaitan dengan musik. Aspek itu diterima dan dipengaruhi oleh berbagi pengalaman yang bersifat natural atau alami dalam proses kehidupannya. Sehingga sebuah nyanyian atau lagu itu dapat berdampak kedalam diri seseorang.

Satu pemikiran pada “kegiatan bernyanyi anak usia dini

Tinggalkan komentar